Flash Sale! to get a free eCookbook with our top 25 recipes.

Ciri Khas Keilmuan Santri yang Mondok di Jawa Barat

Listen to this article

Penasantri.id || Sukabumi – Banyak yang penasaran tentang ciri khas keilmuan santri yang mondok di Jawa Barat. Pesantren di Jawa Barat rata-rata fokus kepada satu disiplin ilmu yang kemudian menjadi ciri khas pesantren tersebut.  

Sebagaimana yang disampaikan Pengurus Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU Idris Masudi. Dia mengatakan, rata-rata pesantren di wilayah Jawa Barat memiliki ciri khas kajian yang fokus pada satu disiplin (cabang) ilmu dari 12 cabang yang dipelajari di pesantren-pesantren di Jawa Barat.

Kemudian ia mencontohkan pesantren di Sukabumi, khususnya Cibeureum memiliki ciri khas dengan kajian ilmu manthiqnya. Di daerah Sadang Kabupateun Garut, yaitu di Pondok Pesantren Riyadul Alfiyah, terkenal dengan ilmu alatnya (ilmu nahwu dan sharaf). Di Cikole, Tasikmalaya, terkenal dengan kajian fiqihnya. Di Karawang terkenal dengan kajiann tauhidnya. Di Siqoyaturrohmah, Sukabumi terkenal ilmu balaghahnya.

Namun demikian, menurut Idris, pesantren-pesantren tersebut bukan berarti tidak mempelajari ilmu-ilmu lain dan tidak berarti tidak mengerti ilmu lain. Fokus di pesantren alat, misalnya, kiainya bukan tidak mengerti ilmu fiqih, tauhid, dan lain-lain, tapi mereka lebih fokus cabang ilmu yang digelutinya.    

“Sunda punya ciri khas seperti itu. Ini sebetulnya warisan dari tradisi pesantren pada zaman dahulu. Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari misalnya terkenal sebagai ahli hadits, tapi bukan berarti tidak mengerti ilmu fiqih,” katanya pada Ngaji Teknologi di Pondook Pesantren Al-Fathonah Pasir Malang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (8/4).

Pada zaman dahulu pula, lanjutnya, sering terjadi kiai “mengusir” seorang santri dari pesantrennya. Bukan karena santri itu melakukan kekeliruan berat, melainkan disuruh berguru kepada kiai lain yang fokus terhadap sebuah cabang ilmu tertentu.

“Itu yang kemudian berkembang terkait otoritas keilmuaan dalam sebuah cabang ilmu,” katanya lagi.

Pada perkembangan selanjutnya, kata dia, tradisi takhasus pesantren tersebut berangsur-angsur hilang. Belum bisa disebutkan penyebabnya karena perlu penelitian mendalam.

Namun, di Jawa Barat, sambungnya, takhasus pesantren masih beralangsung. Dan itu perlu dipertahankan. (*)

Tulisan ini sudah dimuat di nu online dengan judul “Ciri Khas Pesantren Sunda, Fokus Satu Cabang Ilmu”.

Penyadur: Santri Pekok

admin
Pena Santri adalah media dedikasi Santri Pejuang NKRI