PERTANYAAN UNTUK TUHAN
kukecup kening Tuhan di ubun malam
mengistirahatkan segala ingin yang angan
menanyakan jalan cerita Adam dan Hawa
yang masih kebingungan kutulis hari ini
iya, sudah kutiduri ribuan bahasa tanpa busana
perutnya bunting dari doa yang meng-amini arah
menyakini langkah, dan diam-diam menyembah luka
; tuhan maha asu yang gagap berbicara
mencintaimu seperti memanjat ranting-ranting rapuh
dan tersungkur di lembar catatan busuk kematianku
yang setiap hurufnya tentang aku dan tuhan
dikerubung lalat menjijikkan
di ujung timur terbit warna kegelisahan
tanganku gemetar menuntun pena buta
Tuhan yang pandai berbahasa
kata apa yang tidak mengandung air mata?
Jakarta, 2021
CATATAN COVID-19
saat dada seorang bajingan tergetar kabar kematian
mungkin Tuhan juga dibunuh di masing-masing kepalanya
sebenarnya di Tuhan yang mana kita berlindung?
di masker merek apa kita bisa bersembunyi dari Jibril?
Jakarta, 2021
Leave a Reply