Meskipun bangunanya tampak biasa tapi penghuni bangunan ini adalah manusia luar biasa, seperti Ulil Abshar Abdala, Muhammad Moqsid Ghazali, Zastrow El Ngatawi, dan tentunya penulis sendiri hehehe.
Bagi penulis pergerakan ini merupakan pergerakan awal yang merubah cara perjuangan bangsa indonesia dari perjuangan fisik menjadi perjuangan diplomasi kebudayaan dan pendidikan. Dari pergerakan ini munculah orang-orang yang mengsisi kemerdekaan repubil indonesia seperti haji agus salim dan semaun.
Mobil bernomor B 17945 menjadi penghias setia halaman masjid ini selama tigapuluh tahun. Bahkan menurut KH Abdurahman Wahid, Kesantrian Bung Hatta yang penuh dengan jadwal waktu untuk beribadah kepada allah dijadikan contoh yang ditularkan dari mulut kemulut, dari guru kemurid. Jika ada yang tidak setuju dengan kerasnya pengeras suara yang mengumandangkan suara adzan dari masjid tersebut, mungkin bung hatta lah orang pertama yang besikap demikian. Penting rasanya bagi warga indonesia untuk napak tilas berkunjung ketempat ini untuk mengetahui bagaimana begitu pentingnya jalan ini bagi proklamator republik ini.
Seperti penuturan Prof Zamaksyari Dhofier, KH Wahid Hasyim merupakan santri tulen yang tidak menerima pendidikan ala barat akan tetapi mampu berpikris kritis yang melampaui pemikiran barat, perlu diketahui juga bahwa KH Wahid hasyim merupakan orang pertama yang mendirikan Departemen Agama dan menahkodainya sendiri. Dengan adanya departemen agama ini, indonesia terbebas dari negara sekuler, dan dengan adanya departemen agama ini beliau menjembatani indonesia antara negara teokrasi dan negara sekuler sehingga lahirlah indonesia menjadi negara pancasila.
Bahwa perjuangan kemanusian sekarang harus bermula dari mendengarkan suara pak tani yang menharapkan pinjaman modal empat ribu rupiah bagi istrinya untuk berdagang kecil-kecilan, membawa rinjing berjualan krupuk asin ke pasar terdekat.
Leave a Reply